Latest Updates
Showing posts with label Financial Planning. Show all posts
Showing posts with label Financial Planning. Show all posts

Seberapa Pentingkah Asuransi Kesehatan?

Seberapa Pentingkah Asuransi Kesehatan
Biaya pemeriksaan kesehatan selalu  naik pesat setiap tahunnya yang dipengaruhi banyak sebab salah satunya adalah Laju inflasinya dapat mencapai 20 persen per tahun. Artinya, biaya untuk berobat tahun ini lebih tinggi 20 persen ketimbang tahun lalu. Tidak sedikit orang yang harus menjual harta bendanya karena harus membayar biaya pengobatan.
Sebenarnya risiko ini dapat dikurangi atau dihilangkan sama sekali dengan memiliki asuransi kesehatan. Produk asuransi kesehatan yang ada di pasaran sangat beragam. Ada asuransi berjenis hospital cash plan, yaitu asuransi yang memberikan pergantian pada jumlah tertentu, misalnya Rp 500.000 per hari ketika kita dirawat rumah sakit. Ada pula asuransi penggantian yang memberikan penggantian secara terinci atas berbagai macam biaya yang kita keluarkan ketika berobat ke rumah sakit.
Pembayaran premi untuk asuransi jenis hospital cash planbiasanya lebih murah. Pasalnya, perusahaan asuransi sudah dapat mengukur berapa kira-kira biaya yang harus mereka keluarkan karena jumlahnya sudah pasti. Berapa pun biaya yang dikeluarkan oleh nasabah, perusahaan asuransi hanya wajib membayar dalam nilai yang tetap seperti telah tertuang dalam polis. Misalnya di dalam polis tertera nasabah akan mendapatkan biaya penggantian Rp 500.000 per hari. Jadi, jika nasabah mengeluarkan biaya perawatan di rumah sakit sebesar Rp 1 juta dalam satu hari, perusahaan asuransi hanya memberikan penggantian Rp 500.000 sesuai dengan ketentuan di awal. Sebaliknya, jika dalam satu hari nasabah mengeluarkan biaya Rp 400.000, penggantian yang diberikan perusahaan asuransi tetap Rp 500.000.
Sebaliknya, premi untuk asuransi penggantian akan lebih mahal ketimbang jenis hospital cash plan. Biasanya di dalam polis tertera apa saja tindakan medis yang mendapatkan penggantian beserta pagunya. Nasabah juga dapat memilih plan apa yang diinginkan. Misalnya plan A yang menawarkan biaya penggantian rumah sakit dengan jumlah Rp 250.000 per hari dan biaya dokter Rp 100.000 per hari. Selain itu, ada pula rincian penggantian setiap tindakan medis yang termasuk dalam lingkup asuransi. Sementara plan B menawarkan biaya penggantian kamar yang lebih besar, semisal Rp 500.000 per hari dengan biaya dokter Rp 200.000 per hari. Semakin banyak penggantian yang akan diberikan, semakin tinggi premi yang harus dibayarkan. Sebaiknya kita mengumpulkan dahulu kira-kira layanan seperti apa yang kita inginkan. ”Misalnya kita nyaman dengan kelas VIP dengan biaya kunjungan dokter yang Rp 250.000 dan fasilitas lainnya. Kumpulkan semua datanya, baru nanti cari produk apa yang cocok dengan kebutuhan kita.
Asuransi untuk karyawan
Bagi mereka yang bekerja mandiri seperti wirausaha, free lancer yang tidak memiliki fasilitas asuransi dari institusi tempatnya bekerja, sudah seharusnya memiliki asuransi kesehatan. Pemerintah belum memberikan jaminan asuransi kesehatan bagi rakyat secara luas. PT Askes akan bertransformasi menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Askes yang berubah menjadi BPJS Kesehatan berlaku mulai 1 Januari 2014. Peserta yang secara otomatis bisa menjadi peserta BPJS per 1 Januari mendatang, yakni peserta Askes sendiri, peserta Jamkesmas, TNI dan Polri aktif, dan JPK Jamsostek. Selebihnya, masih menunggu proses kepesertaan. Sementara cakupan layanan kesehatan apa yang akan ditanggung oleh BPJS ini juga belum sepenuhnya dijelaskan secara terinci.
Bagaimana dengan karyawan yang biasanya sudah mendapatkan fasilitas dari tempat bekerja ? Coba cermati apakah asuransi dari tempat bekerja sudah mencukupi kebutuhan. ”Kalau penggantian dari kantor sangat tidak memadai, boleh beli lagi asuransi penggantian yang lengkap. Namun, kalau penggantian dari kantor hanya kurang sedikit saja belilah asuransi jenis hospital cash plan.

Keuntungan Memilih Asuransi Pendidikan


Pendidikan adalah harta yang sangat mahal harganya. Dengan pendidikan yang baik, kita bisa menjadi manusia dengan kualitas yang baik pula. Karena itu pendidikan menjadi hal yang sangat penting.

Asuransi Pendidikan  sudah merupakan suatu kebutuhan bagi para orang tua di Indonesia yang ingin menyiapkan pendidikan yang baik bagi anaknya. Asuransi Pendidikan memberikan manfaat perlindungan jiwa dan investasi  bagi masa depan  pendidikan anak.


Asuransi  Pendidikan memberikan manfaat perlindungan jiwa dengan menanggung resiko kematian atas anda, yaitu menjanjikan sejumlah uang tertentu jika anda sebagai orangtua  meninggal dunia. Uang pertanggungan yang diberikan ini biasanya disesuaikan dengan biaya pendidikan anak anda seperti yang sudah disepakati dalam polis.

Selain memberikan manfaat perlindungan jiwa, Asuransi Pendidikan ini juga memberikan manfaat sebagai investasi, yaitu dengan mengelola dan menginvestasikan sebagian  premi yang anda bayarkan.

Dan sebagai gantinya, perusahaan asuransi akan memberikan sejumlah dana  tunai yang besarnya telah disepakati dalam polis dan waktu pembayarannya pun juga dijadwal dalam polis, hal ini agar sesuai dengan waktu sekolah anak.

Asuransi pendidikan adalah program investasi dan Asuransi yang dikelola oleh perusahaan asuransi, dimana hasil investasi yang diberikan umumnya lebih tinggi daripada tabungan pendidikan (Karena pengelolaan dananya bisa menggunakan beberapa instrumen investasi yang lebih progresive). Program asuransinya juga ada yang bisa digunakan untuk kebutuhan asuransi atau rencana keuangan lainnya.

Bila terjadi resiko meninggal pada orang tua maka polis close dan akan keluar manfaat sejumlah uang pertanggungan yang kemudian dapat digunakan untuk memenuhi seluruh dana pendidikan. Bila terjadi resiko penyakit kritis atau Cacat Tetap Total pada orang tua dan atau pasangan akan keluar manfaat stop bayar dan dilanjutkan pembayarannya oleh asuransi hingga usia orang tua 65 thn.

Bila tidak terjadi resiko pada orang tua dalam masa pendidikan maka saldo dana investasi dapat digunakan untuk memenuhi tahapan dana pendidikan dan selesai masa pendidikan, maka polis dapat dilanjutkan untuk rencana keuangan lainnya seperti dana pensiun, dana wisata hingga warisan.

Bila terjadi resiko meninggal atau penyakit kritis atau cacat tetap total pada orang tua akan keluar manfaat stop bayar dan dilanjutkan pembayaran sejumlah dana tabungannya hingga seolah olah orang tua usia 65 thn. Bila tidak terjadi resiko pada orang tua maka saldo dana investasi dapat digunakan untuk memenuhi tahapan dana pendidikan anak dan selesai masa pendidikan, maka polis dapat diwariskan pada anak untuk rencana keuangan masa depannya.

Sumber : Neraca.online

Segera rencanakan kehidupan terbaik untuk keluarga anda..

Perencanaan Dana Pendidikan Harus Diutamakan

Biaya Pendidikan Tinggi..!!

Merencanakan biaya pendidikan anak sejak dini akan menjadi hal penting kalau tak ingin tergopoh-gopoh ketika membayarnya suatu saat nanti. Sebagai orangtua yang baik, sepantasnya Anda merencanakan dengan matang biaya sekolah anak.

NERACA
Tingginya biaya pendidikan di Indonesia setiap tahunnya membuat para orang tua harus mempunyai rencana biaya pendidikan sejak dini. Menurut hitungan para perencana keuangan, biaya pendidikan di negeri ini rata-rata meningkat sekitar 15%-20% per tahun. Angka ini lebih dari dua kali lipat rata-rata kenaikan inflasi.

Makanya, suatu kebanggaan bagi para orang tua apabila dapat mewujudkan cita-cita anaknya, namun bagaimana dengan para orang tua yang tidak mampu mewujudkan impian dan cita-cita anaknya? Terkadang anak-anak tidak bisa melanjutkan sekolah, atau pun kalau melanjutkan tidak sesuai dengan cita-cita anak disebabkan masalah biaya.

Untuk itu, mempersiapkan tabungan pendidikan untuk anak Anda sejak dini, namun banyak diantara para orang tua menabung dananya di Bank dengan besar tabungan ala kadarnya, tanpa memperhatikan tujuan ataupun besar biaya yang akan dikeluarkan kelak.

Pada dasarnya, menabung/asuransi itu baik. intinya adalah supaya apa yang kita bisa hasilkan selagi kita masih produktif, dapat juga memberikan kita kesempatan untuk merancang kehidupan finansial kita di masa depan. Karena tidak ada yang tau apa yang mungkin terjadi hari esok.

Asuransi pendidikan dan tabungan pendidikan pada dasarnya memiliki fungsi yang sama, yaitu sebuah investasi yang khusus dipersiapkan untuk mencukup biaya pendidikannya nanti. Agar pada saatnya anak-anak Anda masuk sekolah atau kuliah, Anda tidak perlu pusing-pusing lagi memikirkan dari mana mencukupi biaya pendidikannya.

Walaupun memiliki tujuan yang sama, namun asuransi pendidikan dan tabungan pendidikan memiliki karakteristik yang berbeda. Dan untuk menentukan mana yang lebih baik, tentu saja kita perlu melihat mana yang lebih cocok untuk Anda jalankan. Asuransi pendidikan adalah asuransi plus investasi untuk pendidikan, sedangkan tabungan pendidikan adalah investasi untuk pendidikan yang dilindungi dengan asuransi.

Selain sebagai sarana investasi, tabungan pendidikan juga dilengkapi dengan asuransi. Artinya, jika Anda sebagai pencari nafkah meninggal dunia dan tidak bisa lagi menabung untuk biaya pendidikan anak-anak, maka asuransi akan menggantikan setoran tabungan itu. Tanpa harus menabung lagi, biaya pendidikan anak-anak tetap terpenuhi.

Kedua yaitu asuransi pendidikan. Karena produk dasarnya asuransi, lebih tepatnya asuransi jiwa, maka asuransi pendidikan ini sebetulnya tidak berbeda jauh dengan produk asuransi jiwa lainnya. Yaitu program yang akan memberikan keluarga Anda manfaat jika terjadi risiko kematian. Manfaat yang diterima biasanya adalah santunan dan hasil investasi untuk biaya pendidikan. Namun jika tidak terjadi risiko kematian, maka asuransi akan memberikan sejumlah beasiswa pendidikan yang tidak lain berasar dari investasi Anda berupa premi yang sudah dibayarkan.

Biasanya hasil investasi di asuransi pendidikan relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan tabungan pendidikan. Namun asuransi tidak bisa sefleksibel tabungan, kalau mau dihentikan ditengah jalan, harus menunggu sekitar 3 tahun sampai ada nilai tunai untuk diuangkan. Dan biasanya, prosesnya pun lebih berbelit dan perlu waktu lebih lama dibandingkan dengan tabungan pendidikan.

Melihat karakteristik dari keduanya dapat disimpulkan pula bahwa tabungan pendidikan merupakan investasi jangka pendek hingga menengah, sedangkan asuransi pendidikan merupakan investasi jangka menengah hingga panjang.


Kesalahan Dalam Perencanaan Keuangan

Kesalahan Dalam Perencanaan Keuangan
Banyak orang tua baru yang melakukan kesalahan-kesalahan dalam perencanaan keuangan keluarga. Baca tulisan di bawah untuk menghindarkan keluarga Anda dari permasalahan finansial.Saat Anda baru saja memiliki momongan dan hari-hari Anda dipenuhi dengan kesibukan mengisi botol susu, mengganti diaper, dan malam-malam panjang melelahkan tanpa tidur karena si kecil kerap terbangun, adalah mudah untuk mengesampingkan berbagai hal yang sebenarnya krusial dalam hidup. Apalagi jika hal yang dimaksud sangat membosankan seperti: merencanakan keuangan keluarga.

Karena itu para orang tua baru sering kali melakukan kesalahan dalam mengelola keuangan mereka, justru pada masa paling penting dalam rumah tangga (karena kehadiran anggota keluarga baru). Kabar baiknya: Sebenarnya, cukup dengan sedikit perhatian dan perencanaan yang tepat, Anda bisa menghindarkan diri dari berbagai kesalahan finansial.

Kesalahan # 1
Tidak Memiliki Asuransi Jiwa yang Tepat
Mungkin Anda sudah menyadari pentingnya memiliki asuransi jiwa sebagai jaring pengaman bagi anak seandainya terjadi hal yang tidak diinginkan. (Jika Anda belum menyadarinya, kini Anda tahu: Segera daftarkan asuransi jiwa Anda!) Tapi kadangkala, bahkan orang tua yang sudah mendaftarkan diri mengikuti asuransi jiwa tidak mendapatkan perlindungan yang maksimal. Banyak orang yang tidak mendapatkan klaim yang pantas, ujar Tim Wyman, financial planner di Southfield, Michigan. Mereka tidak menyadari berapa nilai klaim yang pantas agar keluarga dapat tetap bertahan hidup dengan normal jika kepala keluarga sebagai sumber pendapatan meninggal dunia.

Nilai yang pantas adalah mendapatkan tujuh hingga sepuluh kali lipat dari pendapatan kotor per tahun saat anak-anak masih berusia muda.  (Jika seandainya Anda memiliki penghasilan Rp. 60 juta per tahun, Anda seharusnya diasuransikan sebesar Rp. 420 juta hingga Rp. 600 juta.)  Bahkan para orang tua yang bekerja dari rumah juga sebaiknya memiliki asuransi jiwa: Keluarga Anda juga pasti tetap membutuhkan biaya untuk perawatan anak dan berbagai keperluan lain seperti biaya pendidikan jika terjadi sesuatu pada Anda. Kebutuhan setiap keluarga berbeda-beda, jadi berkonsultasilah dulu dengan konsultan keuangan.

Kebanyakan konsultan keuangan akan menyarankan Anda untuk memilih asuransi jiwa berjangka, polis ini memiliki premi yang harus Anda bayarkan dalam jangka waktu tertentu (misalnya 20 tahun). Anda tidak disarankan untuk memilih asuransi jiwa seumur hidup atau asuransi permanen dimana keluarga Anda hanya akan dilindungi oleh asuransi selama Anda terus membayar preminya.

Biasanya, polis permanen-lah yang dianggap sebagai investasi yang paling baik, meski kenyataannya tidak demikian. Banyak orang beranggapan bahwa membayar premi asuransi dengan nilai kecil dan stabil seumur hidup, lebih baik daripada membayar premi dengan jumlah yang lebih besar dalam jangka waktu tertentu. Sebenarnya tidak demikian, ujar Wyman. Yang justru lebih penting adalah Anda sudah berhasil memiliki jumlah uang yang cukup besar saat anak-anak masih kecil dan belum lepas dari tanggung jawab Anda.

Penting juga untuk Anda ketahui :
v  Membeli asuransi jiwa untuk anak Anda yang masih bayi. Asuransi ini memiliki premi yang sangat kecil. Tapi seandainya anak Anda bukan seorang bintang sinetron terkenal, ia tidak membutuhkannya. Tujuan utama asuransi adalah untuk menggantikan sumber pendapatan yang hilang seandainya terjadi sesuatu. Kebanyakan bayi tidak memiliki pekerjaan.

v  Asuransi Anda tidak memberi perlindungan terhadap risiko cacat tubuh. Jika Anda pekerja kantoran, tanyakan pada perusahaan seberapa besar dari pendapatan Anda yang dapat Anda klaim jika terjadi kecelakaan yang mengakibatkan cacat tubuh: seringkali perusahaan hanya bisa memberi kompensasi sebesar 60 sampai 70 persen dari penghasilan Anda. Jika nominal tersebut tidak mencukupi untuk biaya kebutuhan hidup sehari-hari, Anda bisa mengajukan polis asuransi cacat yang dikeluarkan oleh swasta.

Kesalahan # 2
Menunda Untuk Mulai Menabung Dana Pensiun
Dengan semua perhatian yang tercurahkan pada si kecil, sangat mudah untuk melupakan kebutuhan bagi Anda sendiri. Banyak orang tua baru yang justru berhenti menabung untuk dana pensiun mereka supaya bisa mulai membuka dana pendidikan untuk kuliah si kecil. Ini adalah kesalahan yang sangat serius. Ada banyak program dana pendidikan dan pinjaman dari bank yang bisa Anda ambil untuk membantu membiayai kuliah anak, tapi tidak ada program peminjaman untuk orang-orang yang memasuki masa pensiun, ujar Katrina Miller, financial planner di Golden, Colorado.

Kunci dari memiliki dana pensiun yang cukup, berhubungan erat dengan seberapa lama Anda mulai menabung. Semakin lama Anda berinvestasi, semakin besar hasil yang Anda akan terima. Karena itulah, jika Anda berhenti menabung dana pensiun, Anda berisiko membahayakan masa depan keuangan keluarga. Meskipun keuangan Anda sedang ketat, Anda harus tetap berusaha menyisihkan sebagian uang untuk dana pensiun kelak. (Idealnya, orang tua baru harus bisa menyisihkan minimal 10 persen dari pendapatan total keluarga setiap bulan.)

            Selain hal tersebut, Anda pun perlu menyisihkan pendapatan bulanan untuk dana pensiun, coba mulai menyisihkan sebagian lagi untuk dana pendidikan anak, meski hanya Rp. 100.000 per bulan. Lebih cepat lebih baik: jika Anda baru mulai menyisihkan uang saat si kecil sudah berusia 5 tahun daripada saat ia baru lahir, Anda harus menyimpan 75 persen lebih banyak untuk mendapatkan jumlah nominal yang sama besarnya saat anak berusia 18 tahun.


Kesalahan # 3
Tidak Berfikir Untuk Membuat Surat Wasiat
Tidak ada orang yang ingin lama-lama berfikir tentang kematian, apalagi jika Anda punya anak yang masih kecil dan masih menggantungkan hidupnya pada Anda. Tapi jika Anda tidak membuat surat wasit dan dana perwalian bagi anak, kemungkinan besar si kecil akan terlantar secara finansial dan emosional jika Anda tiba-tiba meninggal dunia.

Jika perusahaan tempat Anda bekerja memberi fasilitas kesehatan, segera lakukan reimbursement setelah Anda melakukan pengeluaran. Jika Anda menunda klaim, uang Anda bisa dianggap hangus.
Alasan nomor satu mengapa orang  tua membutuhkan surat wasiat: Agar Anda, dan bukan pengadilan atau yayasan kesejahteraan anak yang akan menentukan wali bagi anak-anak Anda. Saya sering melihat pertengkaran antara mertua, saudara kandung, sepupu bahkan kerabat dekat yang memperebutkan hak asuh anak, ujar Robin Giles, financial planner di Laguna Niguel, California.Adalah langkah yang lebih cerdas untuk membiarkan semua orang tahu keinginan Anda saat Anda masih hidup.

Hal yang tidak kalah penting adalah mendirikan dana perwalian yang menjelaskan kapan anak Anda bisa mendapatkan dan mengelola sendiri warisan orang tuanya. Tanpa dana perwalian yang jelas, anak-anak akan otomatis menerima dana tersebut saat mereka berusia 18 tahun. Ini adalah jumlah uang yang terlalu banyak dan terlalu cepat untuk dikelola oleh anak berusia 18 tahun, ujar financial planner Chris Cooper di Toledo, Ohio.

Pilihan terbaik adalah berkonsultasi dengan pengacara untuk membuat wasiat dan dana perwalian yang tepat. Penasaran ingin mengetahui seperti apa bentuk surat wasiat? Coba program Quicken WillMaker Plus di komputer Anda.

Kesalahan # 4
Melakukan Pemborosan dalam Keuangan
Saat Anda baru saja menjadi orang tua, akan ada banyak tuntutan pemenuhan kebutuhan hidup seperti memberi makan anak-anak, pakaian dan hiburan. Sangat sulit rasanya mencari waktu untuk duduk sejenak dan mencatat besarnya pengeluaran setiap bulan. Padahal tindakan ini sangat perlu. Anda harus memastikan bahwa Anda tidak melakukan pembelanjaan yang lebih besar dari pendapatan Anda. Anda juga harus bisa mengerem keinginan untuk membeli berbagai barang yang sebenarnya tidak perlu, seperti keranjang tidur yang mahal atau stroller dari designer ternama. Ujar Miller. Bayi Anda tidak akan peduli terhadap hal ini.

Para ahli keuangan setuju bahwa akan sangat sulit untuk bisa menstabilkan keuangan saat Anda sudah terlilit banyak hutang. Banyak para ibu baru yang memutuskan untuk berhenti bekerja, lalu menghamburkan uang mereka membeli berbagai barang mahal bagi si bayi dengan anggapan bahwa mereka akan bisa menyimpan uang saat kembali bekerja beberapa tahun kemudian, ujar Miller. Tapi kemudian mereka menyadari bahwa hal ini tidak akan terjadi karena biaya hidup naik setiap tahunnya.

Adalah hal yang sangat penting bagi ibu rumah tangga untuk mengatur keuangan keluarga dengan baik. Kebanyakan wanita merasa mereka tidak berhak untuk membuat keputusan dalam hal keuangan karena mereka bukan sumber pendapatan keluarga, ujar Mary Claire Allvine, financial planner di Atlanta. Sesungguhnya, baik suami maupun istri harus ikut terlibat dalam perencanaan keuangan keluarga yang bisa membantu Anda berdua mencapai keamanan finansial di kemudian hari.

40 Tips Keuangan Safir Senduk

40 Tips Keuangan Safir Senduk

Safir Senduk seorang konsultan perencana keuangan ternama, menebarkan tips-tipsnya; diantaranya adalah sebagi berikut:

1. Penghasilan Rp 5 juta : Bayar utang Max. 30% (1,5 juta), Menabung Min. 10% (500 ribu), Asuransi Max. 10% (500 ribu), Biaya Hidup Max. 50% (2,5 juta)

2. Pengeluaran untuk Kost sebaiknya Maksimal 30% dari Penghasilan

3. Ambil Asuransi Kesehatan yang Berdiri Sendiri / Gabung dengan Asuransi Jiwa? Kalau butuh Asuransi Jiwa, ambil yang gabungan aja


4. Arisan bukanlah Investasi

5. Punya Rp 500 juta yang Nganggur 1-3 bulan? Taruh di Reksa Dana Pasar Uang

6. Beli Rumah sebaiknya Sebelum Nikah. Kalau dananya tidak ada, beli setelah nikah juga tidak apa


7. Punya Uang Rp 2 juta: Lunasi Kartu Kredit atau Beli Reksadana? Lunasi Kartu Kredit. Untuk Reksadana bisa dicari lagi uangnya

8. Seorang Single sebaiknya pakai 2 rekening, satu untuk kebutuhan sehari-hari, satu lagi untuk investasi

9. Mau beli Kendaraan? Beli Cash. Gak punya Cash, silakan beli Kredit, asalkan memang Kendaraannya butuh

10. Beli Barang Elektronik sebaiknya Cash. Kredit sebaiknya difokuskan ke hal lain saja


11. Kalau belum pernah berbisnis, pilihlah bidang bisnis berdasarkan Hobi

12. Tiga Pilihan memilih Bidang Bisnis: (1) Dari Hobi, (2) Dari Keahlian, (3) Dari Tawaran Keuntungan

13. Beli Emas lebih menarik dibanding yang Lain karena Peminatnya di Indonesia Lebih Banyak

14. Buat Single, Kendaraan Perlu karena untuk Bekerja. Tapi tidak punya Kendaraan pun juga tak apa.

15. Mau berhenti dari kepemilikan Kartu Kredit? Datang langsung ke banknya, dan gunting di depan CS-nya

16. Punya Mobil bukan Keharusan. Tapi kalau ditanya, mana baiknya: Kendaraan atau Rumah dulu? Buat Single: Kendaraan dulu

17. Dalam Jangka Panjang, kenaikan Harga Properti lebih tinggi daripada Bunga KPR.

18. Dua Macam Investasi: (1) Bisnis, (2) Produk Investasi. Bisnis, hasil Lebih Besar, tapi Risiko juga Besar.

19. Mending beli Dinar atau Emas Batangan? Emas Batangan

20. Investasi Perorangan yang bisa dianggap Paling Aman Saat ini adalah ORI

21. Secara Sopan Santun, Bank gak boleh ngeluarin Kartu Kredit tanpa Seijin Kita.

22. Bisnis apa yang Modal Kecil tapi bisa dijual mahal? Bisnis Konsultasi.

23. Investasi Barang Koleksi. Semua Barang bisa dikoleksi, tapi tidak semua Barang Koleksi bagus untuk Investasi.

24. Anda Karyawan sekaligus Bisnis Sampingan? Silakan berhenti jadi Karyawan kalau Penghasilan Bisnis sudah 3x Gaji.

25. Pengen Mobil tapi Dana Terbatas? Pertimbangkan Mobil Second. Ini karena Nilai Mobil menyusut Sangat Besar di Tahun-tahun Pertama.

26. Pengen Kredit Mobil baru? Kalau punya cashnya, mending bayar cash aja.


27. Dua Macam Aset: (1) Aset yg bikin kita selalu Keluar Uang Tiap Bulan, dan (2) Aset yg bikin kita Dapat Uang Tiap Bulan.

28. 5 Komponen Biaya Liburan: (1) Transport, (2) Akomodasi, (3) Makan Minum, (4) Obyek Wisata, dan (5) Belanja & Oleh-oleh.

29. Anda Single Parent? Pertimbangkan untuk punya Bisnis Sendiri. Jangan Melulu mengandalkan Pekerjaan Sebagai Karyawan.

30. Kredit Barang Bank Syariah: Bank beli barang itu, lalu JUAL ke kita dgn Harga Lebih Tinggi yang kita cicil. Sampai Lunas. Fixed.

31. Beda Beli Barang via Kredit di Bank Umum & Bank Syariah? Bank Umum: Kita bayar Pokok+Bunga yg Naik Turun. Akadnya Kredit

32. Beda Nabung di Bank Umum & Bank Syariah? Di Bank Umum dapatnya Bunga. Di Bank Syariah dapatnya Bagi Hasil (dari Keuntungan Bank).

33. Makin Panjang Jangka Waktu Invest, makin GPP pilih Produk Investasi yg Potensi Hasilnya Besar biarpun Risikonya Besar.


34. Tab Berjangka vs Asuransi Jiwa? Kalau pilihannya hanya 2 itu, maka u/ Hasil Lebih Besar, pilih Tab. Berjangka.

35. Tips Liburan Budget Mepet: Tekan di Biaya Penginapan & Transport. Penginapan: Hotel Melati. Transport: Low Fare Airline.

36. Tiga Macam Budget Liburan: (1) Budget Mepet, (2) Budget Normal, (3) Budget Lebih.

37. Yg namanya Kredit, sebaiknya digunakan u/ Hal Produktif. Kalau Kredit cuma jadi Sofa, Baju atau Liburan, itu mah percuma.

38. Makan Sebelum Lapar, Berhenti Sebelum Kenyang. Dlm Keuangan, Siapkan Investasi dr Jauh Hari, dan Jgn Tamak dgn Returnnya.

39. Reksa Dana Syariah: Reksa Dana yang berinvestasi ke Instrumen Pasar Modal dan Pasar Uang yang sesuai Syariah Islam.


40. Untuk yg baru kerja, Dana Terbatas, mulailah dengan Tabungan Berjangka, kemudian meningkat ke ReksaDana.

Menyiapkan biaya hidup anak ketika kuliah

Menyiapkan kebutuhan anak saat masuk bangku kuliah tak melulu terkait biaya sekolah. Biaya hidup anak selama kuliah, terutama yang di luar kota atau mancanegara perlu juga disiapkan. Apa saja yang perlu ditempuh untuk antisipasi?

Prinsip selangkah lebih maju lazim dipegang oleh para orangtua. Saat ayah dan ibu mengecap pendidikan S1 atau S2, menjadi sesuatu yang wajar jika orangtua tersebut mengharapkan anak-anak mereka mengecap pendidikan melampaui pencapaian mereka tersebut.


Jika dahulu orangtua meraih gelar pendidikan tinggi di universitas dalam negeri, sang anak kelak kalau bisa jauh menuntut ilmu hingga ke negeri seberang. Namun, mimpi atau ambisi orangtua yang demikian tinggi akan sia-sia semata jika tanpa didahului dengan persiapan lahir batin.
Persiapan batin mungkin lebih bersifat internal. Seperti menimbang dan menghargai ego dan ambisi anak yang pasti memiliki minat, ambisi, dan mimpi sendiri. Ini berkait dengan pemilihan program studi juga universitas incaran.

Adapun, para orangtua akan lebih dituntut menyiapkan persiapan lahir. Dalam hal ini, yang paling mencolok adalah persiapan biaya pendidikan berikut biaya hidup sang anak.
Jika Anda sudah terlanjur sakit perut membaca paparan tentang kebutuhan biaya kuliah nan luar biasa besar, bersiaplah untuk memanjangkan napas lebih lama.

Kebutuhan biaya kuliah anak yang sudah Anda hitung, apakah yang dihitung sendiri atau dengan bantuan jasa perencana keuangan, belumlah termasuk biaya hidup si anak saat menempuh pendidikan tinggi. Terlebih jika kelak anak Anda berkuliah di luar kota atau mancanegara tanpa sokongan beasiswa bernilai penuh. Biaya hidup mereka saat kuliah kelak, ada baiknya turut disiapkan dari jauh-jauh hari.

Jangan tunda
Apa sajakah yang termasuk biaya hidup anak saat kuliah? Yang pasti adalah kebutuhan primer anak selama menjalani studi di tanah orang, mulai dari kebutuhan papan alias tempat tinggal, lalu kebutuhan makan dan pakaian, juga transportasi dan sosialisasi anak.

Jika anak Anda akan kuliah di negeri orang, maka perlu juga Anda siapkan tiket keberangkatan berikut biaya-biaya pembuatan visa pelajar.
"Masing-masing negara berbeda syarat dan biayanya," kata Lisa Soemarto, perencana keuangan AFC Financial.
Beberapa negara juga mensyaratkan agar para pelajar asing yang datang ke negeri mereka sudah dilindungi dengan asuransi kesehatan.

Lisa Soemarto, perencana keuangan AFC Financial, menyarankan para orangtua agar mempersiapkan dana biaya hidup saat anak kuliah, jauh-jauh hari. Ini bertujuan meringankan penyisihan dana, sama saja dengan prinsip pencapaian tujuan keuangan yang lain.

Jika anak Anda saat ini masih di dalam perut, mungkin Anda merasa terlalu cepat menyiapkan dengan terperinci kebutuhan biaya hidupnya saat kuliah kelak. Namun, menunda sama artinya menambah ongkos baru yang harus Anda tanggung, yakni risiko waktu dan risiko tak tercapainya tujuan keuangan.

Berikut KONTAN beberkan langkah-langkah apa saja yang perlu dipersiapkan oleh orangtua dalam menyiapkan dana biaya hidup saat buah hati menempuh studi pendidikan tinggi:

Riset tempat tujuan
Langkah pertama yang perlu Anda tempuh dalam menyiapkan biaya hidup Anak saat kuliah adalah meriset tentang daerah, kota, atau negara. Poin ini tentu tidak terlalu signifikan bagi Anda yang hendak menguliahkan anak di kota tempat tinggal keluarga saat ini.

Jika tempat kuliah yang Anda tuju untuk anak adalah kota di dalam negeri, Anda boleh berharap beban biaya yang perlu disiapkan akan lebih ringan. Paling tidak, ongkos transportasi tidak menjadi kendala signifikan jikalau suatu ketika anak Anda ingin menjangkau si orangtua atau sebaliknya.
Lantas, apa saja yang perlu diriset? Pertama, biaya makan. Ambil contoh di Yogyakarta, sebagai kota dengan biaya hidup relatif rendah. Satu dasawarsa silam, harga sepiring nasi bermenu lengkap cuma Rp 2.000-Rp 5.000. Sekarang, akibat inflasi, biayanya sudah berkisar antara Rp 7.000 sampai Rp 10.000 per piring.

Ambil asumsi per hari biaya makan Rp 40.000 atau Rp 1,2 juta per bulan. Berapa kira-kira 18 tahun lagi saat anak Anda berkuliah di sana? Jika diasumsikan inflasi per tahun 10%, maka 18 tahun lagi biaya makan sebulan di Yogyakarta mencapai Rp 6,67 juta.

Riset serupa juga harus Anda lakukan jika tempat kuliah anak kelak ada di mancanegara. Telusuri informasi yang tumpah ruah di internet tentang biaya makan di satu negara (lihat tabel biaya hidup).
Bertanya pada kolega yang pernah bersekolah atau menyekolahkan anak di sana juga bisa dilakukan. "Jangan sungkan bertanya pada forum-forum online atau milis yang terkait dengan kuliah di luar negeri," saran Rajius Idzalika, mahasiswa program doktor di Georg-August-Universitas Gttingen, Jerman.

Semakin spesifik riset yang Anda lakukan akan lebih bagus karena setiap kota memiliki profil berbeda. Misalnya, Anda berniat menyekolahkan anak di Inggris, tepatnya di Canterbury. Kumpulkan informasi spesifik tentang kota tersebut. "Canterbury dekat dengan London sehingga biaya hidup sedikit lebih mahal dibandingkan di Leeds atau Birmingham," ujar Karmila Parakassi, yang tengah menempuh studi S2 di Kent University.

Kedua, biaya tempat tinggal. Anak Anda mau tinggal di mana selama kuliah di tanah orang? Di apartemen, di rumah kontrakan, atau kamar petak alias kos-kosan? Kebutuhan biaya setiap pilihan tentu berbeda.

Ambil contoh termurah, yakni kamar petak alias kos. Saat ini di Surabaya, sewa kamar kos untuk mahasiswa di bilangan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) minimal dibanderol Rp 150.000 per bulan. Jika diasumsikan inflasi per tahun tarif kos sebesar 20%, maka 10 tahun lagi menjadi sekitar Rp 930.000 per bulan.

Di luar negeri, mencari kamar kos di daerah luar kampus, seturut pengalaman Karmila, bisa lebih murah yaitu  295 per bulan untuk ukuran single bed. "Kalau di daerah kampus rata-rata sudah  400 per bulan," jelasnya.

Ketiga, biaya transportasi. Jika memakai kendaraan sendiri maka yang perlu dihitung adalah kebutuhan bensin dan tentu saja dana pembelian kendaraan. Toh, kendaraan itu baru dipakai anak Anda beberapa tahun mendatang. Lebih baik menabung dana pembelian ketimbang membeli sekarang karena nilainya akan menurun.

Jika mengasumsikan anak Anda kelak memanfaatkan fasilitas transportasi publik, menyurvei biaya transportasi publik di daerah tujuan harus dilakukan. "Di Gttingen sini, naik bis sekali jalan sekitar  1,5 euro," kata Rajius.

Keempat, biaya lain-lain. Misal, terkait biaya pendukung aktivitas perkuliahan, dari mulai buku kuliah, praktikum, dan seterusnya.

Riset keberangkatan
Setelah meriset tentang profil daerah tempat calon kampus anak Anda, jangan lupa pula meriset kebutuhan biaya keberangkatan. Ini khusus untuk anak yang hendak kuliah di luar negeri menimbang biayanya yang lebih signifikan.

Pernak-pernik kebutuhan keberangkatan ke negeri seberang antara lain menyangkut biaya pengurusan visa studi. Di beberapa negara, mensyaratkan perlindungan asuransi kesehatan bagi mahasiswa yang kuliah di sana.

Pembuatan asuransi memang baru akan diurus mendekati keberangkatan, namun tak ada salahnya Anda meriset harga asuransi kesehatan saat ini dan menyiapkan antisipasi dana hingga nanti dibutuhkan. Oh, iya, jangan lupa persiapan biaya tiket keberangkatan.

Susun perencanaan
Setelah semua informasi terkait biaya hidup di kota tujuan berikut persiapan biaya keberangkatan, sudah Anda kantongi. Kini saatnya Anda mulai menyusun perencanaan aksi menabung atau investasi.
Triknya serupa dengan menyiapkan biaya kuliah (lihat halaman 14), yakni asumsi biaya saat ini dikalikan asumsi inflasi dan jangka waktu yang tersisa sebelum tenggat penggunaan dana datang.

Sebagai contoh hitungan sederhana, perkiraan total biaya hidup kuliah di Surabaya saat ini adalah Rp 30 juta per tahun. Total biaya selama studi empat tahun sekitar Rp 120 juta. Asumsi inflasi berkisar 15% per tahun. Nah, 10 tahun lagi anak Anda mulai masuk kuliah. Berarti, kebutuhan dana si buah hati yang harus disiapkan berkisar Rp 485,5 juta.

Khusus untuk Anda yang hendak menyekolahkan anak di luar negeri, menimbang gerak kurs alias nilai tukar mata uang di negara tujuan juga perlu diperhitungkan.

Prita Ghozie, perencana keuangan ZAP Finance, menyarankan, jika jangka waktu menuju tenggat penggunaan dana masih di atas lima tahun, ada baiknya Anda berinvestasi dalam rupiah saja. Ini menilik laju return produk investasi dalam dollar AS maupun dollar Australia yang masih lebih rendah. Nah, ketika nanti sekitar lima tahun atau kurang dari itu tenggat penggunaan dana datang, anda perlu mengonversi dana ke mata uang terkait.

Perencana keuangan MRE Consulting Diana Sandjaja menyarankan, sebaiknya dana biaya kuliah atau biaya hidup selama kuliah ditukarkan ke mata uang terkait paling lama satu tahun sebelum digunakan. Itupun perlu menimbang kondisi makroekonomi saat itu. "Tidak disarankan untuk menabung dalam mata uang asing secara langsung karena return-nya dikhawatirkan tidak bisa mengejar inflasi biaya," kata dia.

Mulai beraksi
Anda bisa menyusun perencanaan keuangan sendiri atau meminta jasa financial planner. Tarif jasa para perencana keuangan saat ini cukup beragam. Ada yang dengan tarif sekitar Rp 8 juta untuk setiap kontrak, Anda sudah bisa diberikan jasa konsultasi dan penyusunan financial plan lengkap termasuk untuk biaya pendidikan dan biaya hidup kuliah.

Jika memilih menerapkan perencanaan sendiri tanpa bantuan financial planner, Anda perlu meluangkan waktu lebih untuk memilih produk investasi yang tepat demi tercapaianya tujuan keuangan.

Ingat prinsip kesebandingan risiko dan return dalam produk investasi. Hal itu berimplikasi pada pilihan produk. Jika penggunaan dana masih lama (di atas 10 tahun), memutar dana di saham atau reksadana saham bisa jadi pilihan.

Jika penggunaan dana antara lima tahun hingga 10 tahun, Anda bisa memilih obligasi atau reksadana campuran. Di bawah lima tahun hingga tiga tahun, sebaiknya memanfaatkan reksadana pendapatan tetap atau logam mulia emas. Kurang dari tiga tahun, Anda bisa memutar dana di reksadana pasar uang atau sertifikat deposito.

Reksadana banyak direkomendasikan para perencana keuangan karena relatif ringan dan mudah dijangkau. Dengan setoran minimal Rp 100.000, Anda bisa mulai berinvestasi. Bandingkan dengan investasi saham atau obligasi yang butuh dana minimal Rp 5 juta-Rp 10 juta.

Untuk meminimalkan risiko tidak tercapainya target dana, Anda perlu mengecek kondisi kesehatan keuangan dan memonitor hasil investasi. Semoga tujuan pendidikan si buah hati tercapai. Jangan menyerah sebelum berusaha, ya.


Bebas dari Cengkeraman Utang

Anda sudah berada dalam masalah keuangan? Apa sebetulnya masalah keuangan yang dimaksud? Bisa jadi kita sedang tidak sadar bahwa utang semakin menumpuk, karena kehilangan daya beli membuat kita harus melakukan beberapa perilaku yang menyebabkan hal tersebut.

Atau bahkan Anda sudah masuk lingkaran �setan� yang namanya terjerat cengkeraman utang? Tentunya tekanan psikologis pun sangat tinggi dirasakan. Tidak jarang kita mendapati berita orang berfikir pendek sampai bunuh diri gara-gara terjerat cengkeraman utang. Ngeri juga hantu blau yang namanya Cengkeraman Utang ini ya?.


Para pembaca yang budiman, terjerat cengkeraman utang bukanlah akhir dari segalanya. Selama kita punya kemauan untuk terbebas dari cengkeraman utang, yakinlah Sang Maha Pencipta akan memberi petunjuk dan kemudahan.

1. Merubah Gaya Hidup Finansial

Kendala terbesar dalam rangka tekad kita terbebas dari cengkeraman utang adalah merubah gaya hidup finansial kita. Gaya hidup finansial adalah dinamisasi hubungan antara pendapatan (income) dan bagaimana kita memanfaatkannya (spending). Perlu disadari bahwa gaya hidup finansial kita selama ini telah membawa kita terjebak dalam cengkeraman utang. Jadi milikilah tekad untuk mengubah gaya hidup.

Mulailah dengan mengenali betul, apakah pola belanja kita selama ini lebih kepada memenuhi keinginan kita? 
Prihatinlah dulu untuk lebih memenuhi kebutuhan kita ketimbang keinginan kita. Paling tidak sampai kita terbebas dari cengkeraman utang ini kelak. Buatlah rencana perubahan gaya hidup finansial yang fokus pada efisiensi anggaran bulanan. Saya sarankan untuk dibuat secara tertulis.

2. Mengenali Struktur utang saat ini 

Untuk mendapatkan solusi masalah secara optimal, syarat utamanya adalah kita harus tahu persis masalah yang dihadapi. Berapa jumlah utang yang masih tertunggak? Berapa beban bulanan yang harus tersedia untuk menyelesaikan utang-utang tersebut. Susunlah secara tertulis dan buat daftar prioritas dari jumlah utang yang terkecil.

3. Identifikasi kemampuan saat ini

Dari hasil tekad merubah gaya hidup finansial, kita tahu berapa kemampuan kita menyisihkan pendapatan kita untuk dialokasikan pada rencana pelunasan beban utang kita. Sehingga kita dapat menghitung berapa jumlah kekurangan dana untuk memenuhi kebutuhan minimum beban bulanannya. Bila sampai langkah ini, ternyata hasilnya kita sudah mampu membayar kebutuhan minimum beban hutang kita. Segera lakukan tindakan sesuai rencana dengan disiplin.Perlu diingat, bahwa menyisihkan pendapatan adalah kegiatan yang harus dilakukan lebih dulu sebelum kita memanfaatkannya lebih lanjut. Bila masih defisit, lanjutkan langkah berikutnya.

4. Negosiasi ulang dengan Pemberi Utang

Selalu ada jalan untuk meringankan beban utang kita melalui pendekatan dengan pihak pemberi pinjaman. Bicarakanlah kesulitan yang kita hadapi dan negosiasikan skema terbaik yang bisa diberikan pihak pemberi utang sebagai solusi, baik dari sisi penjadwalan ulang waktu pelunasan hingga pertimbangan kembali pembebanan bunga.
Bila hasil negosiasi ini belum dapat memenuhi kebutuhan rencana pelunasan utang, kita bisa mencoba langkah selanjutnya.

5. Memanfaatkan aset yang ada

Jika kita masih memiliki aset, jalan termudah dalam memanfaatkan aset untuk mengurangi atau melunasi beban utang kita adalah dengan menjualnya. Namun sebagai konsekuensinya, kita kehilangan manfaat dari aset tersebut. Ada baiknya kita mempertimbangkan untuk memanfaatkan aset tersebut sebagai jaminan/agunan untuk utang baru. Sebagai catatan,  dana yang bisa dihasilkan harus bisa melunasi seluruh utang kita atau paling tidak sebagian besar (minimal 80 persen dari total beban utang).

Carilah skema utang baru yang memberikan peluang waktu pengembalian yang cukup panjang dan tingkat suku bunga serendah-rendahya untuk mendapatkan jumlah pinjaman yang cukup besar, dengan beban cicilan yang ringan. Langkah ini biasa disebut pengambil alihan utang (Debt Take Over). Bila tidak bisa secara langsung, saat ini ada pihak ketiga yang bisa membantu dan bertindak atas nama kita. Pihak ketiga ini yang akan berhadapan dengan bank (atau institusi finansial lainnya). Tentu saja ada fee yang harus dibayarkan atas jasa pengurusan ini.

6. Mencari pinjaman �LUNAK�

Mengingat masalah finansial cukup sensitif dan bersifat pribadi, langkah ini bisa dijadikan alternative terakhir. Pinjaman �LUNAK� yang dimaksud adalah dengan meminjam sejumlah uang kepada keluarga atau kerabat terdekat kita. Ajukan jangka waktu yang cukup panjang dan cicilan tanpa bunga. Bicara apa adanya kesulitan yang dihadapi. Berkomitmen penuh untuk menepati pelunasan yang kita janjikan. Mohon diingat, tali silaturahmi jauh lebih penting daripada uang.

7. Mempertahankan dan Mengembangkan Gaya Hidup Finansial yang Baru

Kita jangan cepat puas pada saat sasaran kita untuk bebas dari cengkeraman utang tercapai. (kalau sudah mampu membayar cicilan utang tepat waktu berarti kita sudah bebas dari cengkeraman bukan?). Lanjutkan gaya hidup yang sudah lebih baik ini untuk mencapai sasaran-sasaran finansial kita berikutnya. Tingkatkanlah nilai yang bisa disisihkan sesuai kemampuan. Kita akan terkagum-kagum akan kekuatan menyisihkan pendapatan diawal ini. Boleh jadi di suatu saat kelak, kita terkaget-kaget mendapati kemampuan finansial yang kita miliki.

Masih ada potensi untuk mengembangkan kemampuan finansial yang kita miliki, yakni dengan menggali lagi kemampuan kita untuk mendapatkan pendapatan lebih (pendapatan tambahan). Teruslah menggali potensi ini sesuai minat yang kita miliki. Kita bukan hanya akan terbebas dari cengkeraman utang, bahkan akan mampu mengejar cita-cita finansial kita. Semoga bermanfaat.

Segera rencanakan kehidupan terbaik untuk keluarga anda.

 

Bagaimana Menghitung Uang Pertanggungan Asuransi

Sering sekali kita berhadapan dengan agen penjual asuransi jiwa, mereka menjelaskan betapa pentingnya memiliki asuransi jiwa, mereka sangat lancar dalam menjelaskan produk unggulannya dan mereka sangat fasih ketika ditanya mengenai proses asuransi, mulai dari pengisian formulir hingga terbitnya polis asuransi jiwa tersebut, tentunya beserta fasilitas yang melekat didalamnya.


Namun ketika kita bertanya berapa Uang Pertanggungan (UP) yang wajar?, nah dititik ini penjelasan mereka umumnya tidak sebagus penjelasan sebelumnya, umumnya mereka masih bertanya jumlah premi yang mampu disetor calon nasabah pertahun. Nah untuk menghindari kondisi tersebut ada baiknya kita bahas beberapa metode yang lazim digunakan oleh seorang perencanaan keuangan dibelahan dunia manapun.

Namun sebelum itu kita sebagai seorang calon pemegang polis asuransi jiwa seharusnya sudah memiliki:

1. Nilai ekonomis yakni suatu nilai dimana hasil pendapatan setahun kita rata-ratakan dalam setiap bulannya, atau bagi seorang pegawai adalah besarnya gaji bersih yang dibawa pulang kerumah. Untuk kepentingan UP fokus kita hanya pada nilai ekonomis bukan cukup atau tidaknya gaji tersebut.

2. Adanya individu selain kita sendiri yang sangat bergantung dengan nilai ekonomis tersebut, misal istri, suami, anak, kakak, adik atau orang tua yang sudah pensiun.

3. Sangkutan dana pihak lain di dalam aktifitas bisnis, misal pinjaman personal diluar utang Bank atau lembaga pembiayaan lain yang tidak memiliki asuransi jiwa. Jadi ketika kita berencana melakukan pinjaman kredit dari Bank atau lembaga pembiayaan maka kita wajib menanyakan apakah sudah ada asuransi jiwanya?

Jadi sangatlah tidak layak jika kita membeli Asuransi Jiwa dengan kondisi:
1. Tidak adanya nilai ekonomis;
2. Tidak adanya orang lain yang bergantung kepada kita;
3. Tidak adanya sangkutan pinjaman utang,

Lalu bagaimana cara menghitung UP yang optimal, berikut adalah penjelasan metoda yang paling sering dipakai:

1. Metoda Human Life Value, metoda ini perhitungan UP mutlak dihitung berdasarkan rata-rata pendapatan setiap bulan yang kita setahunkan serta dikali dengan ekspektasi lamanya dana tersebut menopang hidup hingga ahli waris mampu untuk mendapatkan income sendiri. Metoda ini tidak perlu mempertimbangkan faktor pertumbuhan dana jika UP tersebut disimpan dalam Bank atau lembaga investasi lain.
2. Metoda Income Based Value, metoda ini perhitungan UP mutlak dihitung berdasarkan rata-rata pendapatan setiap bulan yang kita setahunkan dibagi dengan faktor pertumbuhan dana karena UP tersebut wajib disimpan dalam lembaga investasi selain bank.

3. Metoda Financial Needs Based Value, metoda ini lebih spesifik untuk memproteksi kebutuhan financial dimasa mendatang misalkan dana pendidikan. Dalam prakteknya untuk menghindari pembayaran premi yang sangat besar maka metoda ini tidak bisa berdiri sendiri namun harus dikombinasikan dengan investasi bulanan secara konstan (annuitas) pada instrument investasi yang memiliki rata-rata pengembalian diatas deposito. Perlu dicatat metoda ini berbeda dengan 2 metoda sebelumnya, ini tidak memproteksi penghasilan melainkan kebutuhan keuangan dimasa mendatang.

Nah untuk lebih jelasnya perhatikan contoh kasus berikut:

Seorang ayah 35 tahun memiliki penghasilan bersih Rp 5 juta setiap bulannya, istri ibu rumah tangga mereka memiliki 1 orang anak usia 9 tahun. Jika sang ayah meninggal maka besarnya UP adalah sebagai berikut:

1. Human Life Value: Rp 5 juta*12*5 =Rp 300 juta, ini berarti jika diambil sebesar Rp 5 juta setiap bulannya akan bertahan selama 5 tahun (tanpa menghitung bunga atau pertumbuhan dana).

2. Income Based Value: (Rp 5 juta*12)/6 persen = Rp 1 miliar. Penjelasan: mengapa dibagi dengan 6 persen? Karena jika UP diterima maka dana tersebut ditempatkan pada instrument investasi pendapatan tetap seperti ORI (Obligasi Ritel Indonesia), Reksa Dana Pendapatan Tetap, bukan pada Deposito. Secara historis memiliki kinerja setahun pada kisaran 6 persen s/d 8 persen. Jadi uang sebesar Rp 1 miliar akan menghasilkan Rp 5 juta setiap bulannya karena Rp 1 miliar*(6 persen/12)=Rp 5 juta.

3. Financial Needs Based Value: nah metoda ini untuk memproteksi biaya pendidikan kelak jika sang ayah meninggal. Misalkan biaya pendidikan di universitas sekarang adalah Rp 200 juta maka 9 tahun lagi biaya pendidikan menjadi sekitar Rp 550 juta dengan perkiraan kenaikan 12 persen setiap tahunnya.

Jadi UP untuk memproteksi biaya pendidikan adalah sebesar Rp 550 juta atau kalau ingin lebih murah bisa dengan UP Rp 275 juta namun wajib dengan melakukan kombinasi investasi pada reksa dana saham sebanyak Rp 250.000 rupiah setiap bulannya dengan target return sebesar 18 persen minimal pertahun.

Demikian pemirsa yang bijak setidaknya kita dapat menghitung secara optimal berapa nilai UP yang wajar sehingga ketika kita meninggal keluarga tercinta tetap dapat melangsungkan kehidupan dengan baik tanpa perlu bergantung pada pihak lain.

Selamat membeli asuransi jiwa�

Segera rencanakan kehidupan terbaik keluarga anda.

 

Tips Mengatur Keuangan Menjelang Ramadhan


Mengatur keuangan selama Ramadhan hendaknya dipersiapkan mulai sekarang. Hal ini perlu dilakukan untuk melatih diri Anda mengatur keuangan dan menjaga diri belanja yang terlalu berlebihan. Pemerintah selalu memberikan informasi bahwa pengeluaran masyarakat terbesar seringkali terjadi menjelang lebaran. Ada beberapa tips dan trik yang mungkin bisa diterapkan untuk mengantisipasi bocornya anggaran saat Ramadhan dan Lebaran, yakni:


Peningkatan harga sembako

Naiknya harga sembako menjelang Ramadhan disebabkan oleh naiknya permintaan. Harga sembako biasanya akan membumbung tinggi menjelang Ramadhan dan puncaknya beberapa hari sebelum Lebaran. Perlu sekali Anda menyiapkan uang lebih atau pun mengganti menu dengan kandungan nilai gizi yang serupa. Manfaatkan sayur-sayuran dengan harga yang lebih murah untuk memastikan keluarga Anda tercukupi kebutuhan gizinya.

Disisi lain beberapa pengamat menyatakan bahwa waktu yang tepat untuk belanja kebutuhan saat Ramadhan adalah dua bulan sebelumnya, tentu ini bisa dilakukan terhadap barang-barang yang bisa tahan lama. Karena belanja mendekati Ramadhan, Anda akan menjadi korban fluktuasi harga.

Kendalikan diri untuk acara buka bersama 

Saat bulan Ramadhan seringkali muncul BBM, SMS, atau email undangan buka puasa bersama, baik oleh rekan kerja, teman kuliah, ataupun alumni sekolah Anda. Hal ini tentu sangat menyenangkan, namun disisi lain sebagai seorang pegawai swasta, misalnya setiap bulan Ramdhan, banyak pengeluaran yang harus dialokasikan untuk kegiatan ini yang tentunya tidak sedikit. Terlebih, tempat acaranya pun bisa di berbagai tempat, mulai dari cafe, restoran hingga hotel. Apabila Anda memang  tidak memiliki budget lebih, jangan terlalu memaksakan diri untuk ikut serta. Pilihlah kegiatan silahturahmi dimana Anda bisa mengusulkan tempat-tempat yang nyaman dan kekeluargaan namun murah meriah.

Listrik dan gas


Kegiatan dapur pada bulan Ramadhan ternyata lebih tinggi daripada bulan-bulan biasa. Hal ini bisa dilihat dari konsumsi gas untuk memasak di dapur. Seorang ibu yang pada bulan-bulan biasa hanya dua atau tiga macam makanan yang biasa dimasak, ketika Ramadhan bisa menjadi lima atau bahkan tujuh jenis makanan. Kuantitas makan juga lebih banyak selain karena sudah seharian tidak makan dan minum, sehingga saat berbuka dan sahur, merupakan momen dimana anggota keluarga makan bersama.

Agar tidak terlalu berlebihan dalam menggunakan anggaran untuk gas, dan listrik tentunya Anda perlu menghitung kembali jumlah kebutuhan asupan gizi Anda dan keluarga. Tidak perlu masak berlebih karena yang terpenting adalah Anda mengkonsumsi gizi yang seimbang agar badan kuat menjalani puasa.

Cara-cara diatas perlu dilakukan agar Anda tidak menghabiskan seluruh anggaran saat menjelang dan memasuki Ramadhan. Perlunya memisahkan keuangan untuk keperluan rutin hidup sehari-hari dengan kebutuhan tidak rutin saat puasa dan lebaran dan bagi Anda yang kesulitan mengatur dalam bentuk rekening, tak ada salahnya menggunakan cara lama, yaitu amplop untuk mengatur pengeluaran pada masing-masing pos anggaran. Selamat mencoba!

Sumber : Landscappist.com

Segera rencanakan kehidupan terbaik untuk keluarga anda.

 

Lima Tips Menyusun Rencana Pensiun

Para perencana keuangan memberikan beberapa aturan. 
VIVAnews - Setiap orang pasti menginginkan pensiun dengan tenang. Sayangnya, merencanakan  pensiun bukanlah ilmu pasti, karena itu banyak orang gagal dalam menyiapkan masa depan.

Para perencana keuangan memberikan beberapa aturan kepada orang yang akan menyusun rencana pensiun, seperti dikutip dari laman NBCnews:


1. Jangan terlalu optimistis


President of Wealth Financial Group West, Tami Simpson, menjelaskan berpikir terlalu positif bukanlah resep terbaik untuk menabung untuk hari tua. Memasukkan pesimisme dalam menyusun program pensiun juga baik.

"Salah satu tantangan terbesar dalam menyusun perencanaan pensiun adalah membawa harapan orang-orang dalam kenyataan sesungguhnya," katanya.

Optimisme yang berlebihan dapat bias dan menyebabkan kesalahan perencanaan. Melebih-lebihkan skenario kesuksean finansial dan tidak memperhitungkan risiko yang tinggi merupakan kesalahan yang fatal.

"Sederhananya, jangan hanya berharap untuk hari yang cerah, siapkan juga rencana untuk hujan," katanya.

2. Jangan meremehkan pengeluaran


Saat orang memasuki masa-masa emas, maka biasanya orang akan menjadi boros dan melupakan rencana pensiun. Padahal saat pensiun, masih ada kehidupan 20-30 tahun lagi yang membutuhkan dana besar seperti kesehatan, rumah dan kebutuhan sehari-hari.

Saat pensiun, orang akan lebih sering berlibur dan merenovasi rumah daripada saat sedang bekerja. Itu semua membutuhkan dana yang tinggi, bahkan lebih tinggi tiga kali lipat saat masih bekerja.

Inflasi dapat menggerogoti tabungan dan kemampuan seseorang untuk bertahan dalam jangka panjang. Perencana keuangan Mainstay Financial Group, Annalee Leonard mendorong kliennya untuk fokus pada pengeluaran masa depan.

"Kami harus melihat pendapatan, inflasi, kebutuhan jangka panjang, kesehatan medis dan keadaan darurat pada masa depan," katanya.

3. Jangan hanya fokus pada investasi

Investasi memang penting untuk rencana pensiun, namun tidak kalah pentingnya memikirkan yang lain seperti menghapus utang sebelum pensiun dan belajar untuk hidup sederhana dan hemat.

Penulis "How To Retire The Cheapskate Way: The Ultimate Cheapskate�s Guide to a Better, Earlier, Happier Retirement�, Jeff Yeager, mengatakan hidup hemat adalah ujian untuk mengontrol anggaran pensiun, ketika anda tidak lagi memiliki gaji yang masuk ke dalam rekening bank.

Melunasi utang sebelum pensiun adalah inti rencana jangka panjang. Mengubah gaya hidup anda menjadi lebih sederhana dan hemat untuk melunasi utang dapat membantu anda di hari tua.

4. Siapkan dana pendidikan anak sejak dini

Banyak orang yang masih menanggung beban pendidikan anak-anaknya saat mereka mulai masuk masa pensiun, yang berarti mereka sendiri berada di titik risiko finansial.

Merencanakan pensiun berarti memprioritaskan ulang tujuan hidup anda. Menggeser pola pikir sejak dini dengan menyiapkan dana pendidikan untuk anak serta uang darurat  sangat penting.

Mempersiapkan pensiun adalah saat anda harus berkonsentrasi pada keuangan diri sendiri untuk memasuki periode tidak ada lagi aliran pendapatan.

Mendorong anak untuk hidup mandiri dan mencari beasiswa dapat menolong rencana pensiun. Sangat susah bilang tidak kepada orang yang kita cintai, namun memenuhi kebutuhan gaya hidup anak, seperti membelikan mobil untuk kuliah, bukan solusi yang baik.

5. Ketahui kesehatan keuangan anda

Selalu memeriksa kondisi keuangan secara periodik adalah kunci merencanakan pensiun yang baik. Memeriksa kesehatan keuangan dapat berkonsultasi dengan perencana keuangan profesional sebelum ada masalah, dan ada waktu untuk memperbaiki strategi keuangan.

"Diskusikan dengan seseorang yang dapat memberikan informasi keuangan, meminta nasihat dengan mencari contoh krisis keuangan yang dialami orang lain agar anda tidak terjebak di masalah yang sama," katanya. (umi)

Segera rencanakan kehidupan terbaik untuk keluarga anda..


Menabung untuk Biaya Kuliah Anak

Sungguh, kami tidak bergurau! Menurut Ligwina Hananto MBA, konsultan keuangan Quantum Magna Financial, biaya pendidikan rata-rata naik sekitar 20% per tahun. Belum lagi laju inflasi di Indonesia. �Inflasi untuk sekolah swasta di Indonesia sekitar 20% per tahun, dan 15% per tahun untuk universitas di Indonesia,� kata Ligwina.

Sebagai gambaran, bila inflasi diestimasikan sekitar 6% per tahun, maka dalam 9 tahun saja, total inflasi menjadi sebesar 54%. Jika saat ini biaya kuliah per semester di universitas negeri Rp 5 juta dengan uang pangkal sekitar Rp 20 juta, maka biaya kuliah yang harus Anda persiapkan untuk tahun 2020 menjadi sekitar Rp 107,8 juta (dengan perhitungan future value). Jika biaya buku perkuliahan dan alat tulis sekitar Rp 5 juta per semester, maka tambahkan lagi angka Rp 77 juta untuk biaya buku selama 10 semester.


Belum lagi ongkos transportasi, uang makan, dan biaya hidup jika anak bersekolah di kota lain atau tinggal sendiri, anggap saja sekitar Rp 3,5 juta per bulan dan Anda mendapatkan perkiraan biaya hidup Rp 210 juta. Maka, total biaya untuk menyekolahkan si kecil di tahun 2020 menjadi Rp 400 juta. Itu berarti Anda perlu menyisihkan uang Rp 3,7 juta per bulan hingga 9 tahun ke depan! Dan, perhitungan ini hanya berlaku jika si kecil diterima di perguruan tinggi negeri. Jika Anda berencana menyekolahkannya di Perguruan Tinggi Swasta, angkanya bisa menjadi dua kali lipat.

Membayangkan angka yang demikian fantastis, Anda mungkin merasa pesimistis bagaimana bisa membiayai kuliah si kecil kelak, bila saat ini saja tagihan kartu kredit Anda sudah menumpuk di meja. Untuk mendapatkan solusinya, kami bertanya kepada perencana keuangan keluarga untuk membantu Anda. Ini yang perlu Anda ketahui.

Menghitung biaya pendidikan 

Menurut Rina N. Sandy, RFA dari Sarosa Consulting Group, ada tiga langkah utama yang perlu Anda ketahui secara pasti. �Langkah pertama adalah menentukan pilihan,� ujar Rina. Pilihan di sini haruslah spesifik, Anda harus menentukan apakah si kecil kelak akan disekolahkan ke sekolah negeri atau swasta, di dalam atau di luar negeri, dengan standar mutu internasional atau nasional. �Menentukan secara persis pilihan sekolah bagi anak, bertujuan untuk mencari tahu berapa besar biaya sekolah dan uang pangkal saat ini.� Lanjut Rina. Jangan lupakan juga biaya buku sekolah, seragam dan biaya hidup, apalagi jika sekolah yang dipilih berada di luar kota.

Setelah Anda tahu persis pilihan sekolah dan total biaya yang dibutuhkan, maka langkah kedua adalah menentukan jangka waktu dan target biaya di masa depan. Jika saat ini si kecil berusia 3 tahun, maka Anda harus mulai berhitung kapan si kecil masuk TK, SD, SMP, SMU, dan universitas. Kemudian sesuaikan dengan dana yang harus dialokasikan setiap bulan agar jumlahnya cukup ketika si kecil memasuki jenjang pendidikan tersebut. Rina mengingatkan agar saat menghitung biaya, Anda tidak melupakan laju inflasi, normalnya sekitar 10% sampai 20%.

Untuk menghitung biayanya, ada rumus sederhana yang bisa Anda terapkan dengan menggunakan:
future value: FV= PV. (1+r)n  
FV atau future value adalah besarnya biaya di masa depan
PV adalah nominal biaya sekolah saat ini
r adalah besarnya bunga
n adalah jangka waktu yang Anda butuhkan.

Setelah Anda mendapatkan nominal perkiraan, misalnya Rp 400 juta, maka dalam jangka waktu sampai si kecil masuk kuliah, Anda sudah harus bisa menyiapkan sejumlah besar dana yang dibutuhkan tersebut.
Untuk itu, maka langkah ketiga �langkah yang paling penting� adalah menentukan penempatan dana sesuai dengan harapan hasil investasi yang bisa diterima di kemudian hari. Ada banyak pilihan yang bisa Anda lakukan, mulai dari tabungan pendidikan, asuransi, hingga investasi. Semuanya disesuaikan dengan jangka waktu dan kebutuhan Anda. Jika Anda berani menanggung risiko, Anda bisa mencoba memilih investasi di bursa saham yang akan memberikan hasil yang jauh lebih tinggi daripada deposito atau tabungan pendidikan.

Menyimpan biaya kuliah 

Meski semua penasihat keuangan akan menyarankan Anda untuk mulai menabung biaya pendidikan di rekening tersendiri bagi setiap anak sedini mungkin, jangan khawatir jika setelah melakukan perhitungan, Anda merasa tidak akan bisa menabung dengan jumlah yang dibutuhkan tersebut sampai si kecil berusia 18 tahun.

Sebagai gambaran, bila Anda mulai berinvestasi menggunakan reksadana pendapatan tetap setidaknya sekitar Rp 4 juta per tahun dengan bunga 10% per tahun sejak anak berusia setahun, maka saat si kecil masuk kuliah, Anda akan mendapatkan dana pendidikan sebesar Rp 182 juta. Meski nominal ini masih di bawah (misalnya) angka Rp 400 juta yang Anda butuhkan, dana ini tetap akan sangat membantu dibandingkan Anda tidak menyisihkan uang sama sekali.  

Lalu, bagaimana mendapatkan sisanya? Jika usia si kecil masih di bawah lima tahun, maka Anda masih memiliki banyak waktu untuk menyiapkan dana tersebut. Rina menyarankan Anda memilih instrumen investasi jangka panjang seperti reksadana saham. Meski investasi ini memiliki risiko moderat hingga risiko tinggi, tapi hasil investasinya akan cukup tinggi dibandingkan menyimpan di tabungan atau deposito. Yang perlu Anda ingat jika memilih investasi jenis ini adalah Anda menyimpan untuk jangka waktu yang lama, bukan jangka pendek.

Jika Anda ragu-ragu memilih berbagai jenis investasi, maka Rina juga menyarankan agar Anda mencari pekerjaan tambahan. �Ada banyak jenis pekerjaan tambahan yang bisa Anda lakukan, apalagi jika itu menjadi bagian dari hobi Anda,� jelas Rina. Misalnya, Anda pandai membuat kue kering dan kue ulang tahun, Anda bisa menawarkannya kepada rekan kerja atau ibu-ibu di taman bermain si kecil. Atau, jika Anda hobi menulis, Anda bisa menjadi kontributor media cetak.

Selain itu, masih ada pilihan lain yang bisa membuat Anda menarik napas lega, universitas besar biasanya akan memberikan beasiswa bagi murid-murid yang berprestasi di sekolahnya. Dan, ini bukan hanya di bidang akademis. Universitas Pelita Harapan di Tangerang misalnya, memberikan beasiswa bagi anak-anak yang menonjol di bidang olahraga bola basket. Perguruan Tinggi Negeri juga menyediakan beasiswa bagi mahasiwanya yang memiliki nilai akademik tinggi. Bahkan perusahaan besar seperti Sampoerna Foundation, atau Yayasan Chevron Texaco dari Caltex, dan beberapa kedutaan besar di Indonesia, membuka bantuan beasiswa setiap tahunnya.

Ketika Anda merasa kewalahan mengatur keuangan dengan berbagai kebutuhan si kecil mulai dari popok, susu, baby sitter, hingga uang pangkal si kecil di kelompok bermain, memang berat membayangkan bagaimana Anda masih bisa menyisihkan sedikit uang ekstra dari gaji bulanan Anda untuk biaya pendidikan si kecil. Yang perlu Anda ingat bahwa saat anak-anak masih kecil, Anda belum berada pada posisi puncak karir dan pendapatan. Lima belas tahun dari sekarang, kemungkinan besar gaji Anda akan meningkat, dan biaya pengeluaran untuk kebutuhan bulanan anak juga semakin berkurang, dan Anda akan punya sisa gaji bulanan yang lebih besar untuk membantu membiayai kuliah anak.

Melihat besarnya biaya dengan perspektif nyata

Yang terakhir, Rina menyarankan Anda untuk bersikap realistis. Jika memang kondisi keuangan keluarga belum bisa mencukupi kebutuhan tersier, maka Anda disarankan untuk menurunkan pilihan. �Menyekolahkan anak di perguruan tinggi ternama di Amerika mungkin menjadi cita-cita sebagian besar orang tua, tapi jika kondisi keuangan memang tidak mencukupi, daripada Anda terjebak hutang, lebih baik Anda menyekolahkannya di negeri sendiri�, jelas Rina. Anda memang tidak disarankan untuk meminjam uang ke bank untuk biaya kuliah anak. Mengapa? Karena akan sangat membebani secara finansial jika Anda harus membayar cicilan ditambah bunga.

Satu hal yang juga perlu Anda ingat saat mengetahui betapa tingginya biaya kuliah: Besarnya biaya kuliah tersebut adalah proyeksi perkiraan biaya masa depan berdasarkan apa yang terjadi saat ini. Tapi, para ahli beranggapan bahwa biaya pendidikan tinggi semakin lama semakin menggila sehingga kemungkinan besar masih akan dikaji ulang sebelum si kecil yang kini berusia 2 tahun lulus dari SMU.

Saat ini memang tidak ada cara pasti untuk memerkirakan seperti apa gambaran biaya kuliah lima belas tahun lagi. Namun Anda bisa membangun awal yang baik dengan merencanakannya secara bijak dan menyisihkan uang sebanyak yang Anda bisa, serta berusaha untuk tidak terlalu panik memikirkan tingginya angka untuk biaya kuliah si kecil kelak.

Simpan Lebih Banyak Uang Tanpa Beban

Tip #1 Meski Rina N Sandy menyarankan Anda untuk berinvestasi, dia mengharuskan Anda untuk menomorsatukan tabungan. Meski hanya sebesar Rp 300 ribu per bulan, usahakan untuk selalu menyimpannya dengan cara membuka rekening tabungan pendidikan tersendiri untuk masing-masing anak. Bunganya memang tidak besar, tapi uang tersebut akan sangat  membantu.

Tip #2 Margaret Atkins Munro, pengarang buku 529 & Other College Saving Plans for Dummies, menyarankan agar Anda menghindari biaya uang sekolah kelompok bermain si kecil dengan memasukkannya ke kelompok bermain atau taman kanak-kanak milik pemerintah. Jika Anda memasukkan si kecil ke kelompok bermain yang dikelola swasta, besarnya uang pangkal bisa mencapai Rp 4 juta hingga belasan juta. Tapi, jika Anda memasukannya di taman kanak-kanak negeri, biayanya tidak terlalu besar sehingga sisanya bisa Anda simpan untuk membiayai kuliahnya kelak.

Tip #3 Simpan uang koin di celengan. Jika Anda hanya membelanjakan uang kertas dan menyimpan semua koin Anda di celengan, tanpa terasa, Anda bisa menyimpan cukup banyak uang dalam setahun. Ajak si kecil menabung koin-koin tersebut di bank dan Anda akan membantunya mengenal nilai uang dan perhitungan matematika sederhana.

Tip #4 Minta nenek dan kakek untuk membantu. Bicarakan dengan jujur kepada kedua orang tua Anda dan juga mertua mengenai tingginya biaya kuliah. Lalu, sarankan untuk mengurangi jumlah hadiah yang biasa mereka berikan kepada si kecil, dan sebaliknya, minta mereka untuk mengganti hadiah tersebut dengan uang yang bisa langsung mereka transfer ke rekening pendidikan anak. Anak Anda tidak akan menyadari jika dia tidak mendapatkan boneka atau mainan sebanyak tahun lalu. Tapi sumbangan uang yang diakumulasi selama 15 tahun, meski hanya sedikit, akan sangat membantu.

Sumber : Majalah Parents Indonesia

Segera rencanakan kehidupan terbaik untuk keluarga anda

 

Aidil Akbar: Buatlah Perencanaan Keuangan Sedini Mungkin

Membahas masalah perencana keuangan dan investasi, nama Aidil Akbar tampaknya paling berkibar. Laki-laki penyuka drama musikal ini sering menyuarakan pentingnya untuk melakukan perencaan keuangan dan investasi, terutama bagi para urban Jakarta.

Melalui website dia menshare mengenai perencanaan keuangan dan perkembangan isu investasi yang terjadi hari ini. Selain itu dengan akun twitternya @AidilAKBAR aktif menjawab pertanyaan-pertanyaan dari followernya.


Melalui email, Aidil Akbar Madjid yang mengaku telah berdagang sejak usia 9 tahun ini memberikan penjelasan pentingnya melakukan perencanaan keuangan.

Seberapa urgent masyarakat urban membuat perencanaan keuangan dalam hidupnya?

Sangat urgent dan sebaiknya dibuat secepat mungkin. Satu aset yang sangat berharga yang tidak bisa kita dapatkan kembali adalah WAKTU. Ketika kita terlambat (sudah lewat) maka mempersiapkan keuangan dan investasi akan semakin "berat dan besar".

Kenapa masyarakat urban harus membuat perencanaan keuangan?

Karena banyak ketidak pastian dalam kehidupan kita. Karena biaya hidup semakin hari semakin tinggi. Karena kenaikan penghasilan tidak bisa "catch up" dengan kenaikan biaya hidup apalagi biaya pendidikan.

Apa saja si biasanya yang wajib di direncanakan oleh masyarakat urban?

Ada 6 pilar keuangan yang wajib dipenuhi sebelum perencanaan keuangan dilaksanakan yang dikenal dengan Financial Check Up.

1. Check up utang, apakah ada hutang konsumtif yang harus dilunasi
2. Check up networth (kekayaan bersih) apakah sudah positif
3. Check up cash flow bulanan, apakah sesuai pemasukan dan pengeluaran dan ada kelebihan dana yang bisa ditabung dan investasi
4. Check up dana darurat, apakah sudah memiliki
5. Check up asuransi, apakah sudah memiliki dan cukup asuransi kesehatan dan jiwa (bila perlu) dan asuransi aset
6. Check up perencanaan keuangan lain-lain (dana pendidikan, dana pensiun, pembelian aset dll).

Andai gaji masih kecil, apakah harus tetap membuat perencana keuangan?

Tetap donk, mungkin tidak full financial planning tapi setidak-tidaknya financial check up nya harus sehat.

Bagaimana menghadapi kejadian-kejadian tak terduga

Itulah sebabnya kita harus punya dana darurat dan asuransi (check up no 4 & 5).

Apa tantangan terberat ketika menjalankan perencanaan keuangan

Malas memulai, menunda-nunda, disiplin. Banyak kisah sukses, dari yang keuangan berantakan sampai rapih, dari yang target beli rumah 3 tahun bisa dilaksanakan dalam 1,5 tahun dll

Apa penyebab utama kegagalan seseorang dalam mencapai target atau tujuannya?

Tidak buat perencanaan, tidak dilaksanakan, tidak disiplin, tidak fleksibel

Tips buat masyarakat urban yang ingin memulai merencanakan keuangannya?

Buatlah perencanaan keuangan sedini mungkin. Apabila bisa berdisiplin silahkan melakukan sendiri, apabila tidak bisa disiplin gunakan jasa konsultan perencana keuangan independen yang berkwalitas (bergelar RFA & RFC) serta berpengalaman. Berinvestasi pada produk yang benar, perencana keuangan yang berkwalitas tidak akan menganjurkan berinvestasi pada produk yang aneh-aneh.
#
Aidil Akbar yang menyukai Olah raga (fitness) dan berenang, musik, nonton film, nonton musical drama (opera), terbang (bawa pesawat kecil/punya lisensi pilot), menembak ini juga telah menulis sembilan buku yang telah diterbitkan, diantaranya:

1. RICH GAME, Cara Kaya dengan Investasi, buku tentang basic perencanaan keuangan dan investasi dilengkapi dengan papan permainan investasi seperti monopoli

2. MBA Manajemen By Amplop, buku sederhana tentang keuangan keluarga dan bagaimana menggunakan amplop sebagai cara mengatur keuangan keluarga (cash flow) secara simpel dan efektif, dilengkapi dengan amplop khusus

3. Dasar-dasar merencanakan keuangan syariah, buku saku tentang keuangan syariah yang simpel

4. Muda Kaya Raya, Tua Sejahtera, Meninggal Masuk Surga (Insya Allah), buku perencanaan keuangan dan kehidupan secara syariah yang lengkap, dilengkapi dengan CD penghitungan zakat dan waris

5. Menjadi pengusaha, buku dasar-dasar bagaimana menjadi seorang pengusaha dan memulai usaha.

6. Aku Pasti Bisa, buku tentang pengalaman pribadi, value-value dalam kehidupan dan berbisnis, sering dijadikan referensi sebagai buku motivasi.

7. SHOCKING UNITLINK , buku yang membongkar informasi tentang unitlink yang sebenarnya dan kesalahan-kesalahan yang sering terjadi selama ini.

8. Rahasia Kaya Raya dengan Perencanaan Keuangan dan Tulisan Tangan, buku yang mengungkap hubungan antara tulisan tangan dan perencanaan keuangan yang dapat membantu anda untuk menjadi orang kaya.

9. Melajang Lagi, buku yang sangat berguna bagi mereka yang mempunyai masalah dalam perkawinan, bagaimana mempersiapkan diri dan keuangan sebelum perceraian, selama masa proses perceraian dan setelah paska perceraian.

Rencananya tahun ini dia akan menerbitkan tiga buku lagi. (KW)


Sumber : Liputan 6 SCTV
oleh Karmin Winarta

Segera rencanakan keuangan terbaik un tuk keluarga anda


Kesalahan Dalam Perencanaan Keuangan

Banyak orang tua baru yang melakukan kesalahan-kesalahan dalam perencanaan keuangan keluarga. Baca tulisan di bawah untuk menghindarkan keluarga Anda dari permasalahan finansial.

Saat Anda baru saja memiliki momongan dan hari-hari Anda dipenuhi dengan kesibukan mengisi botol susu, mengganti diaper, dan malam-malam panjang melelahkan tanpa tidur karena si kecil kerap terbangun, adalah mudah untuk mengesampingkan berbagai hal yang sebenarnya krusial dalam hidup. Apalagi jika hal yang dimaksud sangat membosankan seperti: merencanakan keuangan keluarga. Karena itu para orang tua baru sering kali melakukan kesalahan dalam mengelola keuangan mereka, justru pada masa paling penting dalam rumah tangga (karena kehadiran anggota keluarga baru). Kabar baiknya: Sebenarnya, cukup dengan sedikit perhatian dan perencanaan yang tepat, Anda bisa menghindarkan diri dari berbagai kesalahan finansial.


Kesalahan # 1
Tidak Memiliki Asuransi Jiwa yang Tepat
Mungkin Anda sudah menyadari pentingnya memiliki asuransi jiwa sebagai jaring pengaman bagi anak seandainya terjadi hal yang tidak diinginkan. (Jika Anda belum menyadarinya, kini Anda tahu: Segera daftarkan asuransi jiwa Anda!) Tapi kadangkala, bahkan orang tua yang sudah mendaftarkan diri mengikuti asuransi jiwa tidak mendapatkan perlindungan yang maksimal. �Banyak orang yang tidak mendapatkan klaim yang pantas,� ujar Tim Wyman, financial planner di Southfield, Michigan. �Mereka tidak menyadari berapa nilai klaim yang pantas agar keluarga dapat tetap bertahan hidup dengan normal jika kepala keluarga sebagai sumber pendapatan meninggal dunia.�

Nilai yang pantas adalah mendapatkan tujuh hingga sepuluh kali lipat dari pendapatan kotor per tahun saat anak-anak masih berusia muda.  (Jika seandainya Anda memiliki penghasilan Rp. 60 juta per tahun, Anda seharusnya diasuransikan sebesar Rp. 420 juta hingga Rp. 600 juta.)  Bahkan para orang tua yang bekerja dari rumah juga sebaiknya memiliki asuransi jiwa: Keluarga Anda juga pasti tetap membutuhkan biaya untuk perawatan anak dan berbagai keperluan lain seperti biaya pendidikan jika terjadi sesuatu pada Anda. Kebutuhan setiap keluarga berbeda-beda, jadi berkonsultasilah dulu dengan konsultan keuangan.

Kebanyakan konsultan keuangan akan menyarankan Anda untuk memilih �asuransi jiwa berjangka�, polis ini memiliki premi yang harus Anda bayarkan dalam jangka waktu tertentu (misalnya 20 tahun). Anda tidak disarankan untuk memilih �asuransi jiwa seumur hidup� atau �asuransi permanen� dimana keluarga Anda hanya akan dilindungi oleh asuransi selama Anda terus membayar preminya. Biasanya, polis permanen-lah yang dianggap sebagai investasi yang paling baik, meski kenyataannya tidak demikian. Banyak orang beranggapan bahwa membayar premi asuransi dengan nilai kecil dan stabil seumur hidup, lebih baik daripada membayar premi dengan jumlah yang lebih besar dalam jangka waktu tertentu. �Sebenarnya tidak demikian,� ujar Wyman. �Yang justru lebih penting adalah Anda sudah berhasil memiliki jumlah uang yang cukup besar saat anak-anak masih kecil dan belum lepas dari tanggung jawab Anda.�

Penting juga untuk Anda ketahui :

v  Membeli asuransi jiwa untuk anak Anda yang masih bayi. Asuransi ini memiliki premi yang sangat kecil. Tapi seandainya anak Anda bukan seorang bintang sinetron terkenal, ia tidak membutuhkannya. Tujuan utama asuransi adalah untuk menggantikan sumber pendapatan yang hilang seandainya terjadi sesuatu. Kebanyakan bayi tidak memiliki pekerjaan.

v  Asuransi Anda tidak memberi perlindungan terhadap risiko cacat tubuh. Jika Anda pekerja kantoran, tanyakan pada perusahaan seberapa besar dari pendapatan Anda yang dapat Anda klaim jika terjadi kecelakaan yang mengakibatkan cacat tubuh: seringkali perusahaan hanya bisa memberi kompensasi sebesar 60 sampai 70 persen dari penghasilan Anda. Jika nominal tersebut tidak mencukupi untuk biaya kebutuhan hidup sehari-hari, Anda bisa mengajukan polis asuransi cacat yang dikeluarkan oleh swasta.

Kesalahan # 2
Menunda Untuk Mulai Menabung Dana Pensiun
Dengan semua perhatian yang tercurahkan pada si kecil, sangat mudah untuk melupakan kebutuhan bagi Anda sendiri. Banyak orang tua baru yang justru berhenti menabung untuk dana pensiun mereka supaya bisa mulai membuka dana pendidikan untuk kuliah si kecil. Ini adalah kesalahan yang sangat serius. �Ada banyak program dana pendidikan dan pinjaman dari bank yang bisa Anda ambil untuk membantu membiayai kuliah anak, tapi tidak ada program peminjaman untuk orang-orang yang memasuki masa pensiun,� ujar Katrina Miller, financial planner di Golden, Colorado.

Kunci dari memiliki dana pensiun yang cukup, berhubungan erat dengan seberapa lama Anda mulai menabung. Semakin lama Anda berinvestasi, semakin besar hasil yang Anda akan terima. Karena itulah, jika Anda berhenti menabung dana pensiun, Anda berisiko membahayakan masa depan keuangan keluarga. Meskipun keuangan Anda sedang ketat, Anda harus tetap berusaha menyisihkan sebagian uang untuk dana pensiun kelak. (Idealnya, orang tua baru harus bisa menyisihkan minimal 10 persen dari pendapatan total keluarga setiap bulan.)

Selain hal tersebut, Anda pun perlu menyisihkan pendapatan bulanan untuk dana pensiun, coba mulai menyisihkan sebagian lagi untuk dana pendidikan anak, meski hanya Rp. 100.000 per bulan. Lebih cepat lebih baik: jika Anda baru mulai menyisihkan uang saat si kecil sudah berusia 5 tahun daripada saat ia baru lahir, Anda harus menyimpan 75 persen lebih banyak untuk mendapatkan jumlah nominal yang sama besarnya saat anak berusia 18 tahun.

Kesalahan # 3
Tidak Berfikir Untuk Membuat Surat Wasiat
Tidak ada orang yang ingin lama-lama berfikir tentang kematian, apalagi jika Anda punya anak yang masih kecil dan masih menggantungkan hidupnya pada Anda. Tapi jika Anda tidak membuat surat wasit dan dana perwalian bagi anak, kemungkinan besar si kecil akan terlantar secara finansial dan emosional jika Anda tiba-tiba meninggal dunia.

Jika perusahaan tempat Anda bekerja memberi fasilitas kesehatan, segera lakukan reimbursement setelah Anda melakukan pengeluaran. Jika Anda menunda klaim, uang Anda bisa dianggap hangus.
Alasan nomor satu mengapa orang  tua membutuhkan surat wasiat: Agar Anda, dan bukan pengadilan atau yayasan kesejahteraan anak yang akan menentukan wali bagi anak-anak Anda. �Saya sering melihat pertengkaran antara mertua, saudara kandung, sepupu bahkan kerabat dekat yang memperebutkan hak asuh anak,� ujar Robin Giles, financial planner di Laguna Niguel, California.�Adalah langkah yang lebih cerdas untuk membiarkan semua orang tahu keinginan Anda saat Anda masih hidup.�

Hal yang tidak kalah penting adalah mendirikan dana perwalian yang menjelaskan kapan anak Anda bisa mendapatkan dan mengelola sendiri warisan orang tuanya. Tanpa dana perwalian yang jelas, anak-anak akan otomatis menerima dana tersebut saat mereka berusia 18 tahun. �Ini adalah jumlah uang yang terlalu banyak dan terlalu cepat untuk dikelola oleh anak berusia 18 tahun,� ujar financial planner Chris Cooper di Toledo, Ohio.

Pilihan terbaik adalah berkonsultasi dengan pengacara untuk membuat wasiat dan dana perwalian yang tepat. Penasaran ingin mengetahui seperti apa bentuk surat wasiat? Coba program Quicken WillMaker Plus di komputer Anda.

Kesalahan # 4
Melakukan Pemborosan dalam Keuangan
Saat Anda baru saja menjadi orang tua, akan ada banyak tuntutan pemenuhan kebutuhan hidup seperti memberi makan anak-anak, pakaian dan hiburan. Sangat sulit rasanya mencari waktu untuk duduk sejenak dan mencatat besarnya pengeluaran setiap bulan. Padahal tindakan ini sangat perlu. Anda harus memastikan bahwa Anda tidak melakukan pembelanjaan yang lebih besar dari pendapatan Anda. �Anda juga harus bisa mengerem keinginan untuk membeli berbagai barang yang sebenarnya tidak perlu, seperti keranjang tidur yang mahal atau stroller dari designer ternama.� Ujar Miller. �Bayi Anda tidak akan peduli terhadap hal ini.�

Para ahli keuangan setuju bahwa akan sangat sulit untuk bisa menstabilkan keuangan saat Anda sudah terlilit banyak hutang. �Banyak para ibu baru yang memutuskan untuk berhenti bekerja, lalu menghamburkan uang mereka membeli berbagai barang mahal bagi si bayi dengan anggapan bahwa mereka akan bisa menyimpan uang saat kembali bekerja beberapa tahun kemudian,� ujar Miller. �Tapi kemudian mereka menyadari bahwa hal ini tidak akan terjadi karena biaya hidup naik setiap tahunnya.�

Adalah hal yang sangat penting bagi ibu rumah tangga untuk mengatur keuangan keluarga dengan baik. �Kebanyakan wanita merasa mereka tidak berhak untuk membuat keputusan dalam hal keuangan karena mereka bukan sumber pendapatan keluarga,� ujar Mary Claire Allvine, financial planner di Atlanta. �Sesungguhnya, baik suami maupun istri harus ikut terlibat dalam perencanaan keuangan keluarga yang bisa membantu Anda berdua mencapai keamanan finansial di kemudian hari.�  

Sumber : Majalah Parents Indonesia

Segera rencanakan kehidupan terbaik untuk keluarga anda

 

Tips Mengelola Keuangan Bagi Pasangan Muda Pasca Menikah

Jakarta - Dalam hubungan suami-istri, tak jarang keributan yang terjadi dipicu oleh masalah finansial. Meskipun telah bertahun-tahun bersama, perbedaan pandangan mengenai manajemen keuangan seperti, simpanan uang untuk keadaan darurat, pengeluaran individu, dan pola belanja, dapat berujung pertengkaran bahkan perceraian. Jangan sampai hal ini terjadi pada Anda. Bagi Anda pasangan baru yang masih bingung mengelola keuangan, tips dari Idiva berikut dapat Anda terapkan.


1. Buat Semuanya Jelas
Anda dan pasangan pasti memiliki mimpi yang berbeda walau telah berkeluarga. Namun kurangnya komunikasi mengenai pengeluaran, dapat berujung pertengkaran. Untuk itu bersifat terbuka mengenai rencana hidup masing-masing adalah langkah awal yang baik. "Diskusikan tujuan Anda masing-masing. Sehingga Anda dan pasangan tidak saling adu argumen saat mengambil keputusan dalam pengeluaran,� ungkap Seema Hingoranny, seorang konsultan pernikah.

2. Buat Akun Bersama
Dibanding membuat akun bank di mana Anda dan suami harus deposit gaji tiap bulannya untuk investasi masa depan, lebih baik buat akun khusus untuk pengeluaran sehari-hari. Akun bank ini digunakan untuk membayar tagihan serta kebutuhan sehari-hari yang didapatkan melalui persentase gaji yang telah dirundingkan sebelumnya. Dengan begitu, Anda dan suami akan lebih menghargai pendapatan masig-masing dan lebih bijak dalam menggunakannya.

3. Simpanan Darurat
Sangat penting menyisihkan pendapatan untuk keadaan darurat, seperti biaya rumah sakit, suami dipecat dari pekerjaan atau keadaan penting lainnya. Di samping menyisihkan gaji untuk membayar pengeluaran bulanan, Anda juga tidak boleh lupa untuk menyisakan sedikit pendapatan untuk keadaan genting.

4. Terbuka Berapapun Uang yang Anda Keluarkan
Setiap uang yang Anda keluarkan, seperti belanja atau investasi, Anda harus menginformasikan hal ini pada pasangan. Walaupun itu adalah uang Anda sendiri, namun konsultasi dan terbuka dengan suami dapat membuat Anda lebih bijak dalam pengeluaran.

5. Buat Laporan Keuangan
Tidak perlu seorang auditor untuk membuat laporan keuangan rumah tangga Anda. Mulailah dari yang sederhana seperti menulis pemasukan dan pengeluaran rumah tangga tiap harinya. Dengan begitu dapat terlihat siapa di antara Anda yang bijak dalam menggunakan uang.

Segera rencanakan kehidupan terbaik untuk keluarga anda,,